FWAR

MEDIA INDEPENDENT ONLINE FORUM WARTAWAN DAN AKTIVIS REPORMASI ( FWAR )

fiks

fiks
DPP FWAR

Minggu, 23 September 2018

HUT FKPPI KE 40 TAHUN



Keluarga Besar Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-POLRI KB FKPPI merayakan Hari Ulang Tahun-nya yang ke 40 Tahun oleh PC 10.06 Kabupaten Sukabumi yang di ketuai oleh Bapak Lucky Adjie. SE dan menurut Ketua PC 10.06 lebih memilih mengadakan Renungan Suci atau Ziarah di Taman Makam Pahlawan, dan mengatakan “ Ziarah ini dalam rangka merayakan HUT FKPPI yang ke 40 Tahun lebih bernilai, karena mengingat dengan kondisi bangsa yang seharusnya semua lapisan masyarakat sampai dengan semua para Legislatif dan Eksekutif saling mengkoreksi diri, sadar tugasnya  sebagai Pengisi kemerdekaan yang telah di wariskan oleh para Pejuang pendahulu kita lalu merubah diri ke arah perbaikan Negri yang kita cintai ini”.

Acara HUT FKPPI ke 40 thn tersebut di hadiri ± 70 Anggota/ perwakilan dari beberapa Rayon se-kabupaten Sukabumi.

Isi dari Renungan Suci tersebut yang dalam Pidato Ketua PC 10.06 Kab. Sukabumi bahwa FKPPI akan selalu Solid terhadap Pancasila dan UUD 1945 juga Negara Kesatuan Republik Indonesia dimana FKPPI harus menjadi salah satu elemen bangsa yang sadar akan pitrohnya sebagai penerus para patriot bangsa, untuk itu FKPPI harus bisa menonjolkan Prilaku terpuji dan sebagai salah satu pengawal Program pemeritah juga dapat membantu masyarakat yang lemah. Dalam  acara tersebut berjalan dengan tertib  penuh hikmat.

Di samping itu dalam Pidato ketua PC 10.06 Bapak. Lucky Adjie. SE garis besarnya mengatakan “sebagai Anggota FKPPI dalam Kondisi bangsa atau wilayah pada sekarang ini jangan mudah terpropokatif dan tidak terbawa arus Negatif oleh siapapun, justru harus memberi arahan dan Informasi yang tidak memancing reaksi negative terhadap sikap masyarakat di sekitar dalam hal apapun”. Selesai memberikan Pidatonya lalu Ketua PC 10.06 memimpin doa Untuk para Pejuang yang telah mendahului dan doa untuk keselamatan hidup bersama dalam berorganisasi, berbangsa dan bernegara.

Di lanjutkan doa-doanya untuk para Pemimpin yang ada di Kota dan Kabupaten Sukabumi seperti Bupati Sukabumi, Dandim Kota dan Kabupaten Sukabumi, Kapolres Kota dan Kabupaten Sukabumi, DPRD Kabupaten Sukabumi agar di berikan kesehatan, kebaikan serta di lidungi oleh Allah SWT Tuhan yang Maha Esa dan di beri Kecerdasan juga Keselamatan bagi mereka dalam memimpin Kota dan Kabupaten Sukabumi.

Setelah FKPPI PC 10.06 Kab. Sukabumi melaksanakan Renungan Suci lalu Tabur Bunga di Makam Para Pahlawan terselenggara dengan tertib dan penuh hikmat lalu meninggalkan Taman Makam Pahlawan dan menuju ke Kantor FKPPI PC 10.06 Kab. Sukabumi di Gelanggang Cisaat, di lajutkan ke acara Puncak Potong Tumpeng/ Nasi Kunung.

Kamis, 17 Mei 2018

NASIONAL PERS: PELAYANAN BURUK DESA CIPURUT WARGA TERIAKPUN TIDAK...

NASIONAL PERS: PELAYANAN BURUK DESA CIPURUT WARGA TERIAKPUN TIDAK...: PELAYANAN BURUK DESA CIPURUT WARGA TERIAKPUN TIDAK DI DENGAR  Desa Cipurut Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi t...

PELAYANAN BURUK DESA CIPURUT WARGA TERIAKPUN TIDAK DI DENGAR


PELAYANAN BURUK DESA CIPURUT
WARGA TERIAKPUN TIDAK DI DENGAR 


Desa Cipurut Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi tepatnya berada di Kampung Gandasoli, yang di kepalai oleh kepala Desa bernama Yaya Suryadi.

Pada hari Kamis 17/05 pada jam 13:58Wib Dua orang warga mendatangi Desa Cipurut yang ingin bertemu dengan kepala Desanya, tapi sayang keberuntungan tidak berpihaknya malah dua orang warga tersebut ketika mengucap Asallamualaikum tidak ada yang menjawabnya padahal Dua orang Petugas Desa tersebut ada seperti yang kita lihat pada gambar di atas.

Jangankan menjawab sallam malah keduanya lagi asik menikmati hiburan tv dan handpond, ketika dua orang warga tersebut tidak di jawab sallamnya hanya cukup menoleh lalu konsen kembali pada hiberannya, lalu warga menanyakan kembali kepada mereka tentang keberadaan Kepala Desanya, naas dua orang warga tersebut masih tidak mendapatkan jawaban dari petugas Desa yang lagi hiburan dan selonjoran di atas kursi, akhirnya salah satu warga dengan jengkel mempertanyakan Standar Oprasional Pelayanan (SOP) bagi Petugas terhadap Masyarakatnya, sialnya masih tidak di jawabnya juga, akhirnya warga tersebut memukul meja Pelayanan bermaksud supaya mereka menanggapinya, ketika mereka mendengan warganya membuat mereka kaget akhirnya salah satu Petugas bangun dari selonjorannya matanya merah melotot Nampak kaget dan berkata “ada apa ini kenapa bikin kaget saya” Kata petugas, warga berbalik menanyaka nama petugas, dengan rasa keberatan dia menjawab “EDI” demikian pengakuan Petugas di Desa Cipurut.

Edi ini ketika di pertanyakan tentang pelayanan malah mimik mukanya Nampak marah, rupanya dia merasa terganggu dari suasana hiburannya, dan Petugas yang satunya berpakaian Kaos putih warna lusuh dan celana Levis warna abu-abu bergambar dia mengaku sebagai Office Boy (OB) di Desa tersebut, menurut Dua warga itu kesan Desa Cipurut seperti Tempat kumpul para Preman, di Desa Cipurut tidak ada suasana Kantor Desa atau tempat pelayanan Masyarakat.

Dua Warga yang berInisial B & O kecewa terhadap Pelayanan aparat Desa yang demikian dan mengatakan “Kami sebagai Warga Negara yang baik tentunya ingin di layani layaknya sebagai Masyarakat bukan di diamkan seperti binatang yang mempunyai bahasa tidak di mengerti aparat Desa Cipurut, dengan prilaku aparat Desa yang demikian apakah pendapat Pihak Kecamatan dan Bupati Sukabumi Drs. H. Marwan Hamami. SH, jika perlu di tindak, itu adalah kewenangannya ada di aturan Bapak Bupati, jangan sampai di Desa-Desa yang lainnya banyak Edi-Edi seperti di Desa Cipurut ini mengancam nama baik Instansi Pemerintahan setempat, yang terpenting bagi Kami bagai mana masyarakat bisa di hargai oleh Petugas yang ada di Instansi paling bawah setingkat Desa”. fiks


Minggu, 18 Februari 2018

GUNUNG KEKECENG SEBAGAI SITUS PERJUANGAN TERANCAM PUNAH OLEH ULANG OKNUM KADES



GUNUNG KEKECENG SEBAGAI SITUS PERJUANGAN
TERANCAM PUNAH OLEH ULANG OKNUM KADES 
DAN PENGUSAHA TAMBANG

Nasional Pers,

Gunung Kekenceng yang memiliki tempat di antara dua Desa yaitu Desa Tegalpanjang dan Desa Slaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Gunung Kekenceng adalah sebagai Situs Perjungan Rakyat Indonesia melawan Penjajah Hindia Belanda, Tokoh Masyarakat Kekenceng menceriterakan sejarahnya, rupaya sejarah Gunung Kekenceng ini tidak kalah seru oleh Sejarah Perjuangan Bojongkokosan.


Gunung Kekenceng 1945-1949 ini merupakan tempat yang strategis untuk menghadang musuh-musuhnya yaitu tentara Belanda yang akan melintas kearah Jakarta atau sebaliknya kearah Bandung, dulu di bawah Gunung Kekenceng ada Jalan dimana tempat lintasan Pasukan dan kendaraan perang Belanda, dimana mereka masuk dari Gerbang Sukalarang (yang sekarang Tugu monument Sekalarang) lalu ke Gunung Kekenceng dan keluar di Sukaraja, tentara Kemerdekaan di bawah Pimpinan Letkol Eddy Soekardi bersama Rakyat bersatu dan berkumpul menyusun Strategi di puncak Gng. Kekenceng dan menggali beberapa lubang persembunyian untuk menghindari ancaman Mortir dan Bom musuh tiada lain untuk menghadang Perjalanan Tentara Belanda ketika lolos dari Kampung Gekbrong sebelum Gng. Kekenceng dari arah Timur begitu juga sebaliknya ketika lolos dari Bojongkokosan dari arah barat, tidak sedikit Tentara Belanda yang korban dengan Penghadangan tersebut juga banyak Pejuang dan Masyarakat yang Gugur di makamkan di Gunung Kekenceng tersebut hingga sekarang menjadi makam umum. Demikian Tokoh Masyarakat tersebut mencritrakan sejarah singkatnya.

Salah satu dari Yayasan Cakar Budaya Nasional Gunung Kekenceng menceritrakan bahwa Gunung Kekenceng tersebut adalah Tanah Negara yang di kelola oleh dua Desa dengan Luas total keseluruhan ±11 Hektar, entah bagai mana ceritranya tanah yang asalnya milik Negara lalu menjadi terpecah-pecah ada yang milik masyarakat sebagian bersertifikat dan sebagian besar tanah Desa dan Tanah Negara tetapi sekarang sebagian besar sudah atas nama PT. Muara Bara Indonesia MBI (Freddy) seorang keturunan Cina berkerjasama dengan Ir. H. Dindin Hasanudin rupanya sudah mereka kuasai termasuk Makam Pejuang Kemerdekaan dan Tanah Negara dan tanah Desa, tanah yang di miliki oleh masyarakat di jualnya dengan harga Rp. 20-25ribu /meter, kesemuanya ini diduga biongnya adalah oknum Kepala Desa Tegalpanjang.

Lanjut keterangannya, Gng. Kekenceng seluas ±11 Ha tersebut terbagi dengan 5 Ha  kepemilikan Tanah Adat di suakelolakan oleh Saka wanabhakti (Pramuka), Puncak Gng. Kekenceng seluas 5000mtr Tanah milik Negara, Tanah Desa Tegalpanjang, seluas 2 Ha dan Situs Gng. Kekenceng dan 2 Bukit di kuasai Oleh PT. MBI (Freddy) beserta Ir. H. Dindin Hasanudin yang bergerak di Perusahaan Pertambangan Batu.
Keterangan para Tokoh yang ada di Lembah Gng. Kekenceng, baru-baru ini Masyarakat yang tinggal di lembah Gunung Kekenceng RT 01/ 02 Desa Slaawi Marah besar karena Makam Pejuang Kemerdekaan sebagai Makam leluhurnya seluas 1.5 Ha akan di gusur oleh PT. MBI (Freddy) CS tanpa musyawarah, Warga Kampung Kekenceng yang di wakili oleh para Tokohnya yaitu H, Maksum, 70thn, Badrudin 61thn, Ukat Sukatma 53thn Mereka menyatakan tidak setuju dengan rencana pembongkaran Gng, Kekenceng, selain adanya Makam Perjuangan Kemerdekaan juga ada Situs Pertahanan Kodam III Siliwangi TKR Resimen III Sukabumi Pimpinan Letkol Eddy Sukardi pada tahun 1945 sampai dengan 1949.

Menurut mereka Jika di biarkan PT. MBI (Freddy) CS membongkar Gng. Kekenceng Kami yang kena dampak seperti sawah-sawah Kami akan kekeringan dan Iklim di sekitar Gng. Kekenceng akan Panas dan pasti menimbulkan Polusi yang tidak baik bagi kami, untuk itu biarkanlah Kami dengan kehidupan seperti ini semua masyarakat di sini sudah begitu nyaman dan sehat seperti yang sudah di ketahui oleh seorang Gubernur Jawa Barat sekarang, dulu Bapak DR. H. Ahmad Heryawan Lc. Msi semasa kecilnya waktu duduk di sekolah SD sering sekali ke Gng, Kekenceng ini menikmati Alam Pegunungan ini berlatih bersama Rombongan Anak-anak Pramuka dari SDN Slaawi, saat itu dengan Bapak Engkus Kusnadi dan Pak Yaya sebagai Pembinanya, karena menurut para Tokoh Gng. Kekenceng bahwa Bapak Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jabar sekarang adalah asli kelahiran Desa Slaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, mungkin Bapak Gubernur Kami jika mengetahui bahwa Gng Kekenceng ini akan di bongkar oleh Perusahaan Penambang batu, saya rasa jika Bapak Gubernur mengetahuinya pasti akan mempertimbangkan kembali, karena Bapak Gunernur peduli kepada Gunung ini sampai memerintahkan supaya akses sepanjang jalan ke Gng. Kekenceng di aspal maka tidak mungkin jika untuk membongkar Gng. Kekenceng.

Lanjut para Tokoh, pada bulan November 2012 Bapak Gubernur Kami telah memberikan bantuan banyak Bibit seperti Pohon Jati, Mahoni, Suren, Cendana, Cemara, Albazia dan Damar kepada Kelompok tani Mekar Sari Kampung Kekenceng dengan jumlah 7000 pohon dan Bibit buah-buahan sebanyak 3000 Pohon seperti Sawo, Mangga, Manggis, Petai, Duria, Jambu dan Rambutan, dan biaya tanamnya dari dana CSR BJB sebesar Rp. 50Jt sebagai dana Penghijauan di Gng. Kekenceng dan pelaksanaan Penanamannya di bantu oleh Pramuka Saka Wana bhakti binaan Perhutani KPH Sukabumi, setelah bibit-bibit tersebut semua selesai di tanam rupanya ada yang tidak suka terhadap Program Peneneman pohon & buah-buahan sehingga mereka membakar semua tanaman tersebut, atas pembakaran yang di lakukannya sehingga melibatkan beberapa oknnum masyarakat.

setelah kejadian Pembakaran tanaman dan lahan di Gng. Kekenceng pada 2012 mereka dari Yayasan Cakar budaya Nasional melaporkan kepada Polsek Cireunghas, hingga pada saat ini tahun 2018 tidak ada realisasi atau kepastian hukumnya belum jelas nyaris tidak ada, padahal para saksi dan nama-nama yang di duga sebagai Pelakunya sudah mereka kantongi. 

Para tokoh tersebut beserta Masyarakatnya merasa Khawatir dengan Pembongkaran Gng. Kekenceng sebagai Vital segala sumber kehidupan mereka yang terancam akan di hancurkan, seolah Masyarakat di sekitar Lembah Gunung Kekenceng tidak ada yang melindungi, bagi Masyarakat di Lembah Gunung tersebut, sewaktu 1 Regu dari Organisasi Forum Komukasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-POLRI (FKPPI) Rayon Sukaraja dating dan akan memancangkan Bendera Merah Putih di Puncak Gng. Kekenceng Masyarakat di Kampung Kekenceng merasa Resah dan kaget mereka bertanya-tanya karena mereka khawatir bahwa kedatangan FKPPI ke tempat tersebut akan membuat malapetaka seperti yang akan di lakukan PT. MBI cs, dan setelah di jelaskan oleh salah satu dari mereka akhirnya masyarakat mendukung bahwa kedatangan FKPPI Rayon Sukaraja dengan memancangkan Bendera Merah Putih ukuran 8x6.5meter di Puncak Gng. Kekenceng sebagai simbol bahwa Gunung Kekenceng adalah Gunung milik Negara dan bangsa Indonesia untuk kemakmuran Rakyatnya sesuai dengan bunyi UUD 1945 bahwa Gunung, laut dan isinya milik Negara bagi kemakmuran Rakyatnya. melainkan bukan untuk di kuasai kepentingan Pribadi, dan Pemodal setelah mengeruk keuntungan hasil bumi lalu Pulang setelah semuanya rusak Masyarakat menjadi korban.

Menurut Yayasan Cakar Budaya Nasional Gunung Kekenceng Kembali menceritrakan bahwa Tanah Desa di Tegalpanjang yaitu meliputi Gunung Malang dan Gunung Manglayang seluas ±15 Hektar di jual oleh oknum Kepala Desa bernama H. Wawan pada tahun 2003 kepada H. Anwari mantan Bupati Sukabumi, kemudian Tanah di Puncak Gunung Kekenceng seluas 2 Ha yang terdiri dari 3000 meter di Puncak Gunung tersebut dan sisanya Makam Umum, tanah ini pada tahun 2015 di jual oleh oknum Kepala Desa Tegalpanjang bernama Muhamad Risman (Kades sekarang) kepada PT. MBI (Freddy) CS, hingga pada suatu hari Kades M. Risman pernah berbicara kepada Masyarakat Kampung Kekenceng dengan kalimat “jika mau menjual tanah di sekitar Gunung Kekenceng harus melalui Saya”. Demikian penjelasan dari Yayasan Cakar Budaya Nasional Gunung Kekenceng.


Masyarakat di Lembah Gng. Kekenceng berharap sekali ada Perlidungannya bagi Penghijauan Gunung tersebut, untuk itu Mereka mengharapkan kepada Bapak Gubernur Jawa Barat supaya bisa turun tangan untuk menyelamatkan Gunung Kekenceng beserta isinya sebagai pencaharian Kami, sebab Kami semua sekarang sudah merasa resah dan trauma semenjak kejadian tanaman Kami di Gng. Kekenceng ada yang membakar pada tahun 2012 oleh orang yang tidak bertanggungjawab, hingga sampai sekarang kepastian hukumnya di tingkat Polsek Cireunghas tidak jelas, pungkasnya. (fiks)