FWAR

MEDIA INDEPENDENT ONLINE FORUM WARTAWAN DAN AKTIVIS REPORMASI ( FWAR )

fiks

fiks
DPP FWAR

Minggu, 18 Februari 2018

GUNUNG KEKECENG SEBAGAI SITUS PERJUANGAN TERANCAM PUNAH OLEH ULANG OKNUM KADES



GUNUNG KEKECENG SEBAGAI SITUS PERJUANGAN
TERANCAM PUNAH OLEH ULANG OKNUM KADES 
DAN PENGUSAHA TAMBANG

Nasional Pers,

Gunung Kekenceng yang memiliki tempat di antara dua Desa yaitu Desa Tegalpanjang dan Desa Slaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Gunung Kekenceng adalah sebagai Situs Perjungan Rakyat Indonesia melawan Penjajah Hindia Belanda, Tokoh Masyarakat Kekenceng menceriterakan sejarahnya, rupaya sejarah Gunung Kekenceng ini tidak kalah seru oleh Sejarah Perjuangan Bojongkokosan.


Gunung Kekenceng 1945-1949 ini merupakan tempat yang strategis untuk menghadang musuh-musuhnya yaitu tentara Belanda yang akan melintas kearah Jakarta atau sebaliknya kearah Bandung, dulu di bawah Gunung Kekenceng ada Jalan dimana tempat lintasan Pasukan dan kendaraan perang Belanda, dimana mereka masuk dari Gerbang Sukalarang (yang sekarang Tugu monument Sekalarang) lalu ke Gunung Kekenceng dan keluar di Sukaraja, tentara Kemerdekaan di bawah Pimpinan Letkol Eddy Soekardi bersama Rakyat bersatu dan berkumpul menyusun Strategi di puncak Gng. Kekenceng dan menggali beberapa lubang persembunyian untuk menghindari ancaman Mortir dan Bom musuh tiada lain untuk menghadang Perjalanan Tentara Belanda ketika lolos dari Kampung Gekbrong sebelum Gng. Kekenceng dari arah Timur begitu juga sebaliknya ketika lolos dari Bojongkokosan dari arah barat, tidak sedikit Tentara Belanda yang korban dengan Penghadangan tersebut juga banyak Pejuang dan Masyarakat yang Gugur di makamkan di Gunung Kekenceng tersebut hingga sekarang menjadi makam umum. Demikian Tokoh Masyarakat tersebut mencritrakan sejarah singkatnya.

Salah satu dari Yayasan Cakar Budaya Nasional Gunung Kekenceng menceritrakan bahwa Gunung Kekenceng tersebut adalah Tanah Negara yang di kelola oleh dua Desa dengan Luas total keseluruhan ±11 Hektar, entah bagai mana ceritranya tanah yang asalnya milik Negara lalu menjadi terpecah-pecah ada yang milik masyarakat sebagian bersertifikat dan sebagian besar tanah Desa dan Tanah Negara tetapi sekarang sebagian besar sudah atas nama PT. Muara Bara Indonesia MBI (Freddy) seorang keturunan Cina berkerjasama dengan Ir. H. Dindin Hasanudin rupanya sudah mereka kuasai termasuk Makam Pejuang Kemerdekaan dan Tanah Negara dan tanah Desa, tanah yang di miliki oleh masyarakat di jualnya dengan harga Rp. 20-25ribu /meter, kesemuanya ini diduga biongnya adalah oknum Kepala Desa Tegalpanjang.

Lanjut keterangannya, Gng. Kekenceng seluas ±11 Ha tersebut terbagi dengan 5 Ha  kepemilikan Tanah Adat di suakelolakan oleh Saka wanabhakti (Pramuka), Puncak Gng. Kekenceng seluas 5000mtr Tanah milik Negara, Tanah Desa Tegalpanjang, seluas 2 Ha dan Situs Gng. Kekenceng dan 2 Bukit di kuasai Oleh PT. MBI (Freddy) beserta Ir. H. Dindin Hasanudin yang bergerak di Perusahaan Pertambangan Batu.
Keterangan para Tokoh yang ada di Lembah Gng. Kekenceng, baru-baru ini Masyarakat yang tinggal di lembah Gunung Kekenceng RT 01/ 02 Desa Slaawi Marah besar karena Makam Pejuang Kemerdekaan sebagai Makam leluhurnya seluas 1.5 Ha akan di gusur oleh PT. MBI (Freddy) CS tanpa musyawarah, Warga Kampung Kekenceng yang di wakili oleh para Tokohnya yaitu H, Maksum, 70thn, Badrudin 61thn, Ukat Sukatma 53thn Mereka menyatakan tidak setuju dengan rencana pembongkaran Gng, Kekenceng, selain adanya Makam Perjuangan Kemerdekaan juga ada Situs Pertahanan Kodam III Siliwangi TKR Resimen III Sukabumi Pimpinan Letkol Eddy Sukardi pada tahun 1945 sampai dengan 1949.

Menurut mereka Jika di biarkan PT. MBI (Freddy) CS membongkar Gng. Kekenceng Kami yang kena dampak seperti sawah-sawah Kami akan kekeringan dan Iklim di sekitar Gng. Kekenceng akan Panas dan pasti menimbulkan Polusi yang tidak baik bagi kami, untuk itu biarkanlah Kami dengan kehidupan seperti ini semua masyarakat di sini sudah begitu nyaman dan sehat seperti yang sudah di ketahui oleh seorang Gubernur Jawa Barat sekarang, dulu Bapak DR. H. Ahmad Heryawan Lc. Msi semasa kecilnya waktu duduk di sekolah SD sering sekali ke Gng, Kekenceng ini menikmati Alam Pegunungan ini berlatih bersama Rombongan Anak-anak Pramuka dari SDN Slaawi, saat itu dengan Bapak Engkus Kusnadi dan Pak Yaya sebagai Pembinanya, karena menurut para Tokoh Gng. Kekenceng bahwa Bapak Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jabar sekarang adalah asli kelahiran Desa Slaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, mungkin Bapak Gubernur Kami jika mengetahui bahwa Gng Kekenceng ini akan di bongkar oleh Perusahaan Penambang batu, saya rasa jika Bapak Gubernur mengetahuinya pasti akan mempertimbangkan kembali, karena Bapak Gunernur peduli kepada Gunung ini sampai memerintahkan supaya akses sepanjang jalan ke Gng. Kekenceng di aspal maka tidak mungkin jika untuk membongkar Gng. Kekenceng.

Lanjut para Tokoh, pada bulan November 2012 Bapak Gubernur Kami telah memberikan bantuan banyak Bibit seperti Pohon Jati, Mahoni, Suren, Cendana, Cemara, Albazia dan Damar kepada Kelompok tani Mekar Sari Kampung Kekenceng dengan jumlah 7000 pohon dan Bibit buah-buahan sebanyak 3000 Pohon seperti Sawo, Mangga, Manggis, Petai, Duria, Jambu dan Rambutan, dan biaya tanamnya dari dana CSR BJB sebesar Rp. 50Jt sebagai dana Penghijauan di Gng. Kekenceng dan pelaksanaan Penanamannya di bantu oleh Pramuka Saka Wana bhakti binaan Perhutani KPH Sukabumi, setelah bibit-bibit tersebut semua selesai di tanam rupanya ada yang tidak suka terhadap Program Peneneman pohon & buah-buahan sehingga mereka membakar semua tanaman tersebut, atas pembakaran yang di lakukannya sehingga melibatkan beberapa oknnum masyarakat.

setelah kejadian Pembakaran tanaman dan lahan di Gng. Kekenceng pada 2012 mereka dari Yayasan Cakar budaya Nasional melaporkan kepada Polsek Cireunghas, hingga pada saat ini tahun 2018 tidak ada realisasi atau kepastian hukumnya belum jelas nyaris tidak ada, padahal para saksi dan nama-nama yang di duga sebagai Pelakunya sudah mereka kantongi. 

Para tokoh tersebut beserta Masyarakatnya merasa Khawatir dengan Pembongkaran Gng. Kekenceng sebagai Vital segala sumber kehidupan mereka yang terancam akan di hancurkan, seolah Masyarakat di sekitar Lembah Gunung Kekenceng tidak ada yang melindungi, bagi Masyarakat di Lembah Gunung tersebut, sewaktu 1 Regu dari Organisasi Forum Komukasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-POLRI (FKPPI) Rayon Sukaraja dating dan akan memancangkan Bendera Merah Putih di Puncak Gng. Kekenceng Masyarakat di Kampung Kekenceng merasa Resah dan kaget mereka bertanya-tanya karena mereka khawatir bahwa kedatangan FKPPI ke tempat tersebut akan membuat malapetaka seperti yang akan di lakukan PT. MBI cs, dan setelah di jelaskan oleh salah satu dari mereka akhirnya masyarakat mendukung bahwa kedatangan FKPPI Rayon Sukaraja dengan memancangkan Bendera Merah Putih ukuran 8x6.5meter di Puncak Gng. Kekenceng sebagai simbol bahwa Gunung Kekenceng adalah Gunung milik Negara dan bangsa Indonesia untuk kemakmuran Rakyatnya sesuai dengan bunyi UUD 1945 bahwa Gunung, laut dan isinya milik Negara bagi kemakmuran Rakyatnya. melainkan bukan untuk di kuasai kepentingan Pribadi, dan Pemodal setelah mengeruk keuntungan hasil bumi lalu Pulang setelah semuanya rusak Masyarakat menjadi korban.

Menurut Yayasan Cakar Budaya Nasional Gunung Kekenceng Kembali menceritrakan bahwa Tanah Desa di Tegalpanjang yaitu meliputi Gunung Malang dan Gunung Manglayang seluas ±15 Hektar di jual oleh oknum Kepala Desa bernama H. Wawan pada tahun 2003 kepada H. Anwari mantan Bupati Sukabumi, kemudian Tanah di Puncak Gunung Kekenceng seluas 2 Ha yang terdiri dari 3000 meter di Puncak Gunung tersebut dan sisanya Makam Umum, tanah ini pada tahun 2015 di jual oleh oknum Kepala Desa Tegalpanjang bernama Muhamad Risman (Kades sekarang) kepada PT. MBI (Freddy) CS, hingga pada suatu hari Kades M. Risman pernah berbicara kepada Masyarakat Kampung Kekenceng dengan kalimat “jika mau menjual tanah di sekitar Gunung Kekenceng harus melalui Saya”. Demikian penjelasan dari Yayasan Cakar Budaya Nasional Gunung Kekenceng.


Masyarakat di Lembah Gng. Kekenceng berharap sekali ada Perlidungannya bagi Penghijauan Gunung tersebut, untuk itu Mereka mengharapkan kepada Bapak Gubernur Jawa Barat supaya bisa turun tangan untuk menyelamatkan Gunung Kekenceng beserta isinya sebagai pencaharian Kami, sebab Kami semua sekarang sudah merasa resah dan trauma semenjak kejadian tanaman Kami di Gng. Kekenceng ada yang membakar pada tahun 2012 oleh orang yang tidak bertanggungjawab, hingga sampai sekarang kepastian hukumnya di tingkat Polsek Cireunghas tidak jelas, pungkasnya. (fiks)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar